Langkah kaki ku sendiri seakan menahanku diambang pintu.
Katakutan dalam pikiranku akan hal yang terjadi apabila memasukinya memang benar-benar nyata. Benar saja, baru saja aku memikirkannya, tak butuh waktu lama memang, suara bantingan terdengar keras lagi ditelingaku.
Ingin sekali aku berlari menjauh dari bangunan yang selalu menyakiti penghuninya ini.
Teriakan berderu dengan isak tangis terdengar sampai dimana aku berdiri disini, bayangkan saja seberapa kerasnya teriakan itu. Jantung ini langsung menggebu mendengar teriakan itu menusuk ditelingaku, langkah kaki yang tadinya ingin berbalik arah menjauhi bangunan ini malah melakukan sebaliknya. secara sadar akibat teriakan itu ia berlari memasuki rumah itu. Otakku sebenarnya sudah bilang bahwa aku harus menjauh dari rumah itu sebentar, untuk mengistirahatkan diriku. Tapi ia tetap keras dalam pendiriannya, bahkan untuk mengendalikan diriku sendiri aku tidak bisa. Aku perlu berhenti menghadapi semua ini. Kalau tidak aku bisa gila mungkin. Namun semuanya demi pelita hidupku, bunda, aku tak sanggup bila bunda di apa-apakan olehnya. aku sudah memohon pada pencipta, agar ia menyudahi semua ini, agar bunda tak disakiti lagi,  tapi yang terjadi masih begini, tak ada yang berubah, semenjak dua tahun belakangan ini entah kenapa keluarga kecil yang dulunya bahagia sekarang tak pernah lagi berpikir jernih untuk menghentikan peperangan ini. Dan sekarang aku tengah berada di dalam rumah ini. hal yang kulihat pertama kali, ialah Pelitaku dihancurkan olehnya, benar, bunda ku terduduk di lantai dengan kedaan berlinang air mata. Ia melihatku lalu segera menghapus air matanya. Taukah semesta betapa hancurnya aku begitu melihat Pelitaku diredupkan olehnya? saat itu juga aku ingin menghancurkan bumi dan mengobrak abrik galaksi, Pelita ku disakiti lagi, siapa yang seberani ini? hanya satu orang jawabannya, ayah ku sendiri, Sang Pelindungku. Dulu memang dia menjadi pelindung bagi keluarga kecil ini, namun sekarang yang terjadi sebaliknya, dia sendiri yang menghancurkan apa yang selama ini dengan susah payah ia jaga. keluarganya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cuapan hari ini

Kepada Generasi Muda

Saya pernah sebodoh ini.