Gores Luka




Gores luka

Kudedarkan pandangan disetiap sudut hatiku. Berantakan. Itu lah gambaran keadaannya saat ini. Aku tersenyum getir  melihat setiap figura-figura yang dulunya terpajang indah dan rapi kini tergeletak serta tak utuh lagi. Aku bersimpuh mengumpulkan setiap pecahan kaca dari figura satu persatu, walau tak sedikit serpihannya menancap dijariku.
Hingga tetesan itu tak terbendung lagi. Kamu pernah bilang "Aku tidak suka melihat mu menangis, cukup orang dimasa lalu mu saja yang membuat mata indah ini menjatuhkan tetesnya, dan mulai detik ini kau akan merasakan bahagia yang sesungguhnya" Dan bodohnya aku tersenyum. Mempercayai setiap kata dari kalimat yang kau ucap kala itu. Sekarang, apa boleh aku bertanya? Iya. Bertanya padamu. Jika boleh, aku akan tanyakan satu hal.
"Kekasih," ah, kau bukan kekasih ku lagi ya? Baiklah, aku akan memanggilmu dengan panggilan yang lebih pantas untuk mu. "Gores luka," "Padamu gores luka, lalu apa yang kau lakukan pada hatiku? Bukankah sebelumnya kamu telah memberi penjelasan tentang apa yang aku dapatkan setelah denganmu. Kebahahagiaan yang sesungguhnya bukan? Rasanya, aku tak mendengar kau menyelipkan kata terluka didalamnya. Kau tidak suka ketika melihat ku menangis, lalu bagaimana bisa kau melakukan tindakan yang berujung membuat aku menangis, hal yang tidak kau sukai bukan? Gores luka, pesan ku cuma satu, jangan lakukan hal yang sama pada gadis yang sedang bersamamu saat ini, gadis yang membuat kau meninggalkan ku sendirian. Ku mohon jangan lakukan, karna kurasa gadismu itu tak kan sanggup. Aku saja hampir putus asa dibuatnya. Untuk pertanyaan tadi, kau tak perlu menjawabnya, karna mungkin saja jawabanmu hanya akan menjadikan patah semakin parah, cukup pergi dan jangan pernah kembali, disini aku akan mencoba menghilangkan rasa yang tak pantas lagi kupuja seperti dahulu kala."

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cuapan hari ini

Kepada Generasi Muda

Saya pernah sebodoh ini.